
Menjadi atlet terutama balap, bukan sebuah karier jangka panjang. Kecelakaan yang menyebabkan cedera parah bisa mengakhiri sepak terjang mereka lebih cepat. Oleh karena itu, tak sedikit yang mulai menginvestasikan pendapatannya dalam bisnis saat masih aktif di trek. Para pembalap tersebut mulai menata masa depannya agar tetap bisa hidup layak ketika pensiun.
Bahkan juara dunia sekaliber Lewis Hamilton maupun Valentino Rossi pun terjun ke dunia bisnis. Agar tidak salah langkah, mereka memilih bidang yang disukai agar lebih mudah mengelola.
Kampiun Formula 1 tujuh kali itu lebih suka dengan dunia fashion. Ia merilis lini pakaian berkolaborasi dengan desainer ternama, Tommy Hilfiger dan penyanyi Christina Aguilera.
Hamilton yang dikenal sebagai seseorang yang mengikuti diet berbasis nabati, meyakini bahwa pasar perlu pilihan makanan kelas atas yang sehat dengan rasa luar biasa, tapi juga menawarkan sesuatu yang menarik bagi mereka yang ingin terbebas dari daging. Oleh karena itu pembalap Mercedes-AMG Petronas itu juga menanam saham ke jaringan restoran burger diet, yaitu Neat Burger.
Kemudian Juara dunia F1 2016, Nico Rosberg, punya ketertarikan khusus kepada sektor teknologi dan lingkungan. Pria Jerman itu menyuntikkan dana ke beberapa perusahaan start-up, yakni Lilum, What3Words, Tier, Lyft dan Formula W. Rosberg pun menjadi pemilik perusahaan engineering TRE dan Greentech Festival, yang bergerak di teknologi hijau.
Berikutnya Fernando Alonso yang juga menggelontorkan lima juta euro atau sekitar Rp 86 miliar ke Motorsport Games. Saat ini, e-sports sedang jadi tren, jadi pembalap yang kembali ke F1 2021 bersama Renault tersebut berharap bisa mereguk untung.
Sebagai informasi, menurut Newzoo, omset dari e-sport sepanjang 2020 diperkirakan mencapai 1,1 miliar dollar atau sekitar Rp14,2 triliun. Terjadi kenaikan year on year 15,7 persen, dari tahun sebelumnya yang mencapai 950,6 juta dollar atau 13,5 Triliun Rupiah. Alonso berharap mendapat potongan ‘kue’ untuk menambah tabungannya.
Sementara itu, juara dunia MotoGP tujuh kali, Valentino Rossi, mendirikan ranch dan VR46 Rider Academy, serta tim VR46 Sky Racing.
The Doctor juga menjual dan memiliki hak pemasaran merchandise miliknya dan pembalap yang ada di bawah naungan tim balapnya, serta beberapa rivalnya di trek. Dari bisnis tersebut, ia mampu meraup puluhan juta euro pertahun.
Lalu Aleix Espargaro merupakan penggila sushi. Ia pun butuh untuk melakukan diet. Kombinasi kedua hal tersebut melecut pembalap Aprilia Racing Team Gresini itu membuka restoran sushi, yaitu Ginza 41, di Andorra.
Pembalap 31 tahun tersebut juga memiliki dua toko yang menjual produk untuk kucing dan anjing. Ia juga bekerja sama dengan sang ibu.
Juara dunia MotoGP tiga kali, Jorge Lorenzo juga tak mau kalah dengan memiliki bisnis di bidang real estate yaitu FMT Land 99. Ia pun punya 50 persen saham dalam produsen apparel Skull Rider.
Beberapa pembalap Indonesia juga merintis bisnis untuk prospek jangka panjang. Kuliner yang sedang tren salah satunya menjadi opsi untuk mempertebal pundi-pundi.
Dimas Ekky Pratama, yang akan melaju di CEV Moto2 2021, membuka kedai kopi Pacul di mana menyasar konsumen dari kalangan pesepeda.
Pembalap yang bernaung di bawah bendera Pertamina Mandalika SAG itu berkolaborasi dengan rekannya.
Berikutnya Rio Haryanto, yang pernah mencicipi Formula 1 pada 2016, mendirikan restoran Grandis Barn di Solo. Restoran ini bernuansa Eropa dipadu dengan alam sekitar yang asri memanjakan para pengunjung.
Tak hanya itu, ia pun meneruskan bisnis keluarga di bidang manufaktur dan produksi buku tulis.
Kemudian Sean Gelael yang dikenal berasal dari keluarga pemilik jaringan restoran ternama yang menggurita pun mencoba mengadu peruntungannya di luar jalur lintasan.
Pembalap yang pernah mencicipi Formula 2 tersebut mengelola Naughty by Nature, yang mengedepankan makanan sehat. Mereka menjual salad atau menu ayam cepat saji yang dipadu dengan hidangan bergizi lain.
Ia juga baru saja membuka gerai Taco Bell pertama di Indonesia, pertengahan Desember lalu.
Sementara itu mantan pembalap road race tanah air, Hendriyansyah, yang sebelumnya pernah memproduksi kaos dan topi yang laris dibeli penggemarnya, kini memperlebar sayap bisnisnya ke penjualan suku cadang dan perangkat untuk balap, dari kopling hingga blok mesin. Kini ia memiliki sebuah toko yang cukup punya nama di kalangan pecinta balap di Yogyakarta yaitu Hendriansyah Speed Shop