
Balapan GP Perancis minggu lalu sebenarnya bisa menjadi cerita yang indah bagi Marc Marquez namun nyatanya tidak. Itulah ajang balap motor, kenyataan yang pahit hampir selalu datang.
Ini seperti yang dikatakan Valentino Rossi setelah gagal meraih gelar juara dunia di Valencia tahun 2006, “ superhero yang tak terkalahkan hanya ada di film, di kehidupan nyata sangatlah berbeda “.
Marquez tahu sebenarnya dia bisa menang di balapan GP Perancis minggu lalu dan dia sangat marah pada dirinya sendiri setelah gagal finish. Hujan di Le Mans dan balapan flag to flag merupakan kondisi yang sangat mendukung bagi juara dunia 6 kali ini, karena Marquez unggul pada kondisi yang samar seperti di Le Mans, dan secara tuntutan fisik kondisi hujan disana sangat mengurangi masalah pada lengan kanannya yang masih lemah.
Marquez kehilangan grip ban belakang saat memasuki tikungan ke 14 dan terjadilah highside. Crash ini sama persis dengan insiden yang dialami Pol Espargaro saat menjalani sesi warming up di pagi hari.
Insiden ini merupakan kombinasi dari banyak hal yaitu bisa dari setup suspensi, keseimbangan motor, mapping engine braking dan sebagainya.
Meski begitu, Marquez paling tidak bisa sedikit senang karena setidaknya dia bisa melaju cepat walau crash daripada melaju lambat dan crash.
Marquez masih punya waktu yang panjang dalam menjalani masa rehabilitasinya karena beberapa dari otot lengan kanan dan bahunya masih sangat lemah.
Seperti diketahui marquez sudah menjalani operasi bahu kanannya yang mana belum 100% pulih dari operasi itu, karena masih ada beberapa kerusakan pada saraf di bahunya. Hal ini membuat masa rehabilitasi menjadi semakin sulit.
Marquez menjelaskan bila dia ingin melakukan gerakan yang agresif dari motornya dia masih tidak bisa mengendalikan motor seperti yang dia mau. Hal inilah yang membuatnya belum merasa nyaman diatas motor karena situasi diatas motor yang dia inginkan tidak sepenuhnya bisa dikendalikan.
Marquez belum tahu kapan dia akan kembali ke performa 100%nya, mungkin saja itu tidak terjadi di tahun ini. Namun, dia selalu kuat di tikungan kiri, karena tidak ada masalah sama sekali pada bagian kiri tubuhnya. Dan seperti yang kita tahu tikungan kiri merupakan favoritnya, itulah mengapa dia sering tidak terkalahkan di sirkuit yang berlawanan arah jaruh jam. Oleh karena itu lintasan yang berlawanan arah jarum jam saat ini lebih menarik bagi Marquez.
Balapan pertama tahun ini di sirkuit yang berlawanan arah jarum jam adalah di Sachsenring GP Jerman yang akan digelar bulan depan. Ini merupakan tempat dimana Marquez tidak terkalahkan sejak tahun 2009. Kemungkinan besar saat itulah kita akan melihat kapasitas sebenarnya dari Marc Marquez di tahun 2021 ini.
Namun sebelum itu terjadi, dia harus melakukan balapan beruntun yang sangat menuntut kerja fisik, yaitu di Mugello dan kemudian Barcelona.
Namun siapa tahu, mungkin saja di dua balapan itu akan menjadi hal yang baik bila Marquez bisa keluar dari ketertinggalan dari perebutan titel juara dunia 2021, yang mana saat ini peluang Marquez masih ada, karena Marquez diyakini bisa melakukan pendekatan balap yang lebih tenang tanpa resiko sampai dia benar benar pulih 100% kondisi fisiknya.
Namun kita semua sudah tahu bahwa itu bukanlah bagaimana cara berpikir seorang pembalap motor terbaik di dunia, karena bila mereka sampai berpikir seperti itu maka saat itu juga mereka bukanlah pembalap motor tercepat di dunia.