
Sejak kali pertama dilombakan di Kejuaraan Dunia Grand Prix pada 1949, kelas tertinggi atau premier yaitu kelas 500cc pada 1949-2001 dan MotoGP mulai 2002 sampai sekarang – selalu paling menarik perhatian.
Bukan hanya karena teknologinya yang berkembang sangat pesat inovatif namun juga pencapaian yang diraih motor-motor kelas tersebut.
Berikut 12 motor ikonik kelas premier tersebut :
- Yang pertama KTM RC16 2020

KTM RC16 ini mampu memenangi dua lomba pada MotoGP 2020 lewat pembalap tim pabrikan Red Bull KTM Brad Binder di seri ketiga GP Republik Ceko, dan andalan skuad tim satelit Red Bull KTM Tech3, Miguel Oliveira di seri kelima GP Prancis.
KTM RC16 menjadi ikonik karena inilah motor pemenang Grand Prix MotoGP pertama dengan sasis baja tubular dan suspensi depan WP, yang juga produk lansiran KTM.
KTM RC16 juga menjadi motor pemenang tanpa suspensi depan Ohlins pertama sejak Honda RC213V milik Dani Pedrosa memenangi GP Valencia 2009.
- Yang kedua Suzuki GSX-RR 2019

Dua kemenangan Alex Rins di MotoGP 2019, GP Amerika dan GP Inggris, dengan GSX-RR menjadi sukses pertama Suzuki mampu memenangi lebih dari satu kali balapan dalam semusim di kelas utama sejak Kenny Roberts Jr melakukannya di kelas 500 cc pada 2000.
Berbekal data dari versi 2019, Suzuki mengembangkan GSX-RR hingga menjadi motor dengan performa paling konsisten di MotoGP 2020.
Suzuki GSX-RR memenangi dua balapan dan 11 podium serta mengantar Joan Mir juara dunia dan Rins keempat klasemen akhir. Suzuki juga mampu menjadi juara dunia tim di MotoGP 2020.
- Kemudian Ducati Desmosedici 2016

Ducati tidak mampu memenangi lomba MotoGP sepeninggal Casey Stoner pada akhir 2010. Mereka baru bangkit lewat Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso dengan memenangi dua lomba, GP Inggris dan GP Australia, di atas Ducati Desmosedici GP16 pada 2016.
Ducati Desmosedici GP16 layak dikatakan motor revolusioner karena sudah mengadopsi peranti aerodinamika yang disempurnakan berupa winglet yang kali pertama dipasang di Desmosedici GP15 pada 2015.
Desmosedici 2016 langsung menghentak dengan membuat rekor top speed 351,15 km/jam lewat Iannone di Qatar. Iannone mempertajamnya di Mugello dengan 354,9 km/jam.
- Berikutnya Honda RC213V 2014

Di tangan Marc Marquez, Honda RC213V mampu memenangi 10 balapan berntun di MotoGP 2014. Pada akhir musim, Marquez mencatat 13 kemenangan dalam 18 balapan. Rekor baru untuk jumlah kemenangan terbanyak kelas utama dalam semusim.
Tambahan satu kemenangan dari Dani Pedrosa membuat RC213V 2014 mampu memenangi 14 balapan MotoGP saat itu. Gelar juara dunia pembalap dan konstruktor pun disabet Honda.
- Yang kelima Ducati Desmosedici 2007

Tahun pertama MotoGP era mesin 800 cc menjadi milik Ducati lewat Desmosedici GP7. Casey Stoner mampu mengatasi liarnya tenaga dan sulitnya handling Desmosedici GP7 dengan memenangi 10 balapan dan 14 podium dari 18 lomba.
Stoner pun menjadi juara dunia pembalap, pertama dan satu-satunya bagi Ducati sejak turun di kelas utama pada 2003. Ducati juga merebut gelar konstruktor pertamanya di MotoGP pada 2007
- Selanjutnya Roberts KR211V 2006

Roberts KR211V menjadi satu-satunya motor buatan tim privat (Team Roberts) yang mampu naik podium di era MotoGP. Menggunakan basis mesin Honda V5 990 cc dari RC211V, Kenny Roberts Jr mampu naik podium ketiga di GP Catalunya dan GP Portugal sekaligus meraih fastest lap.
- Lalu yang ketujuh Yamaha YZR-M1 2005

Valentino Rossi membuat sejarah dengan merebut gelar pembalap pada MotoGP 2004, pertama di kelas utama dalam 12 tahun sejak terakhir Wayne Rainey di kelas 500cc 1992. Tapi, saat itu Yamaha masih kalah dari Honda di kategori konstruktor.
Setahun berkutnya, dengan pengembangan yang dibantu Valentino Rossi, Yamaha YZR-M1 2005 mampu merebut triple crown dengan merebut gelar pembalap yaitu Valentino Rossi, tim yaitu Gauloises Yamaha, dan konstruktor pada MotoGP 2005.
- Selanjutnya ada Honda RC211V 2002

Mengusung mesin V5 990 cc yang sangat bertenaga, Honda RC211V langsung menggebrak pada musim pertama era MotoGP, mesin 990 cc 4-tak.
Honda RC211V mampu memenangi 14 dari 16 balapan musim 2002 yang 11 di antaranya dibuat Valentino Rossi, Alex Barros 2 kemenangan dan Tohru Ukawa 1 kemanangan. Dengan raihan 11 kemenangan Valentino Rossi sangat cukup untuk mengantarnya menjadi juara dunia pertama di era MotoGP.
- Kemudian ada MV Agusta 500-Triple 1968

Bisa dibilang inilah motor paling sukses sepanjang kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor. Giacomo Agostini mampu menyapu bersih seluruh 10 balapan di kelas 500cc Kejuaraan Dunia Grand Prix 1968 dengan MV Agusta 500-Triple.
Mesin tiga silinder segaris berkapasitas 500cc yang dipakai MV Agusta 500-Triple mampu mengeluarkan tenaga 78 horse power dengan kecepatan puncak menembus 162 mil/jam atau setara 261 km/jam, fantastis untuk ukuran saat itu.
MV Agusta 500-Triple diturunkan mulai 1966 dan menjadi penerus MV Agusta 500-4. Dengan MV Agusta 500-Triple, Agostini merebut tujuh gelar kelas 500 cc beruntun pada 1966-1972. Agostini memenangi 57 lomba dari total 76 balapan dalam kurun waktu tujuh tahun tersebut.
Kehebatan 500-Triple juga dibuktikan dengan mengantar MV Agusta memenangi gelar konstruktor beruntun kelas 500 cc pada 1967 sampai 1972.
- Lalu yang ke sepuluh Suzuki RG 500 1976

Suzuki RG 500 menjadi salah satu ikon saat kelas utama era 500 cc 2-tak karena motor ini merupakan produksi massal yang diturunkan di Kejuaraan Dunia Grand Prix antara 1974 sampai 1980.
Program motor hasil karya Makoto Hase yang dimulai pada era 1960-an ini menggunakan mesin square-four, yang mana dua piston ditempatkan terpisah dengan crankshaft terpisah yang diposisikan sejajar..
Suzuki RG 500 versi 1976 mampu mengantar Barry Sheene merebut gelar pertamanya di kelas 500cc setelah lima kali memenangi lomba, enam podium, dan empat pole position dari 10 lomba.
Bukti dominasi Suzuki di kelas 500cc musim 1976 adalah 11 dari 12 pembalap di posisi atas saat itu semuanya menggunakan RG 500.
Setahun berikutnya, Sheene kembali merebut gelar kelas 500cc namun dengan versi upgrade dari RG 500, yakni Suzuki RGA500. Dengan RGA500, Sheene enam kali naik podium utama dengan total tujuh podium, dan tujuh pole position dari 11 balapan.
- Selanjutnya ada Yamaha YZR500 1990

Yamaha YZR500 turun di kelas 500cc antara 1973 sampai 2002. Mampu merebut 10 gelar juara dunia pembalap masing-masing lewat Giacomo Agostini pada 1975, Kenny Roberts dari tahun 1978 hingga 1980, Eddie Lawson pada 1984, 1986, dan 1988, dan Wayne Rainey dari tahun 1990 sampai 1992.
Sembilan gelar konstruktor juga mampu direbut Yamaha dengan YZR500.
Di antara 28 tipe YZR500, seri OWC1 mungkin yang paling fenomenal. Saat merebut gelar pertamanya, Wayne Rainey mampu memenangi tujuh lomba, 14 podium, tiga pole position, dan enam fastest lap.
- Lalu yang terakhir Honda NSR500 1997

Honda NSR500 turun di kelas 500cc pada 1984-2002 mampu 132 kali memenangi lomba. Itu termasuk rekor 23 kemenangan beruntun yang belum terpecahkan hingga kini, sejak akhir musim 1996 sampai 1998.
Namun, NSR500 1997 bisa dibilang yang paling ikonik. Bagaimana tidak? NSR500 yang bermesin 499 cc 2-tak V4 dengan tenaga lebih dari 200 horse power mampu menyapu bersih seluruh 15 seri balap kelas 500cc pada musim tersebut.
Di musim tersebut Mick Doohan memenangi 12 seri, Alex Criville dua seri, dan Tadayuki Okada satu seri. Doohan memecahkan rekor kemenangan terbanyak dalam satu musim yang sebelumnya dibuat Giacomo Agostini dengan MV Agusta pada 1972 yaitu 11 kemenangan.
Total, Honda NSR500 mampu merebut 10 gelar juara dunia pembalap dan 11 juara konstruktor.