Lomba kelima MotoGP 2021 mungkin salah satu yang tidak akan pernah dilupakan para pembalap di kelas utama Kejuaraan Dunia Balap Motor. Kondisi cuaca Sirkuit Bugatti, Le Mans, benar-benar membuat pusing para pembalap dan tim yang turun.
Otoritas setempat memprediksi hujan akan mengguyur trek sepanjang 4185 m tersebut. Saat start, race direction menginformasikan balapan MotoGP akan berlangsung dalam kondisi kering, meskipun hujan sempat turun saat lomba sebelumnya, Moto3, dan sesi warm up MotoGP.
Namun, sekira lap keempat dari total 27 lap lomba MotoGP, para marshal mulai mengibarkan bendera putih tanda para pembalap diizinkan masuk pit untuk mengganti motor sesuai prosedur flag-to-flag.
Pada lap kelima, para pembalap pun mengganti motornya dari setelan balap trek kering dengan ban slick ke set up dengan ban khusus lintasan basah. Tetapi, pada pertengahan lomba, cuaca membaik dan lintasan Le Mans dengan cepat mengering.
Para pembalap pun mati-matian mempertahankan ritme lomba dengan ban basah di trek yang sudah mengering.
Salah satu “korban” cuaca Le Mans yang tidak bisa diprediksi ini tak lain adalah Valentino Rossi. Di Le Mans, juara dunia sembilan kali dari Tim Petronas Yamaha SRT tersebut memang mampu merebut hasil finis terbaiknya sejauh musim 2021 berjalan, ke-11.
Tetapi, juara dunia MotoGP tujuh kali itu mengaku tidak puas dengan lomba yang diwarnai flag-to-flag, karena sebenarnya dirinya mampu cepat saat sesi warm up di trek yang benar-benar basah. Di lintasan kering pun, kecepatan Rossi juga tidak buruk. Tetapi, kondisi cuaca yang kemudian menjadi separuh basah separuh kering membuat Rossi kesulitan.
Rossi pun menambahkan dirinya tidak menyukai balapan flag-to-flag karena menjadi lebih berbahaya. Karena di situasi seperti ini pembalap harus berlomba dengan ban slick di trek basah atau sebaliknya
Prosedur flag-to-flag yang membolehkan pembalap MotoGP menukar motor karena perubahan cuaca ini, muncul pada 2005. Ide ini muncul karena gangguan akibat perubahan cuaca bisa memaksa lomba dihentikan cukup lama dan itu tidak bagus untuk siaran televisi.
Saat flag-to-flag diperkenalkan, motor-motor MotoGP masih memakai cakram rem berbahan baja untuk kondisi lintasan basah. Rem karbon hanya dipakai untuk trek kering. Itulah mengapa pertukaran motor demi menyesuaikan cuaca, diperkenankan.
Saat ini, rem karbon juga bisa dipakai di trek basah asalkan memakai pelindung. Secara teori, pertukaran ban bisa diterapkan seperti yang dipakai di Kejuaraan Dunia World Superbike .
Namun, kru dan mekanik akan kerepotan jika harus memasang penutup rem karbon. Ditambah waktu yang diperlukan untuk pemasangannya.
Yang paling krusial dari situasi flag-to-flag tentu pemilihan ban. Saat pergantian motor, Yamaha YZR M1 kedua yang digeber Rossi memakai ban depan-belakang soft. Jika Rossi memakai ban depan-belakang medium, mungkin bisa lebih cepat di kondisi separuh basah searuh kering. Karena lintasan Le Mans semakin kering menjelang akhir lomba, ban lunak menjadi kekurangan daya cengkeram yang berujung mengecilnya traksi.
Valentino Rossi memulai lomba GP Prancis dari grid kesembilan. Rossi lalu mampu mendekati rekan setimnya, Franco Morbidelli, serta Pol Espargaro.
Namun, kecelakaan yang dialami Espargaro setelah bersenggolan dengan Morbidelli membuat Rossi keluar lintasan akibat tersenggol Honda RC213V milik Espargaro.
Hasilnya, posisi Rossi merosot menjadi ke-13. Ia memang sempat berada di posisi kedelapan setelah pergantian motor. Namun, posisi Valentino Rossi kembali merosot sejak lap ke-11 dan tidak berubah signifikan hingga mengakhiri lomba juga di Posisi 11.