
Berapakah berat motor MotoGP ? Berdasarkan aturan MotoGP menyatakan bahwa motor MotoGP harus memiliki berat tidak boleh kurang dari 157 kg, ini termasuk oli, transponder, kamera dan peralatan data logger Magneti Marelli.
Bila ditambahkan seorang pembalap yang rata rata beratnya 67 kg, lalu ditambah lagi baju balap sekitar 11 kg dan 22 liter bahan bakar yang beratnya 17 kg, maka total beratnya bisa mendekati 260 kg.
Sekarang ini motor MotoGP bisa melaju di kecepatan lebih dari sekitar 350 km/jam dan kemudian berusaha menurunkan laju itu secepat mungkin ke tikungan pertama di Portimao, atau di sirkuit lain dimana pembalap menerapkan kekuatan maksimum pengereman.
Pada balapan MotoGP, pembalap bisa merasakan gaya G-Force negatif hingga 2G menurut para insinyur Brembo yang membantu mereka. Ini merupakan pertama kalinya angka itu bisa dicapai. Meski begitu angka 2G ini hanya bisa dicapai pada periode waktu yang singkat saja, namun ini memperlihatkan fakta bahwa kekuatan pengereman ini telah mencapai ke tingkat yang hampir tidak bisa dibayangkan pada satu dekade lalu.

Bila motor dan pembalap mencapai deselerasi 2G, maka berat mereka sebenarnya bisa mencapai setengah ton selama pengereman maksimal. Dan sebagian besar beban itu tersalurkan ke ban depan, yang sebenarnya itu menguntungkan karena hal itu bisa memperlebar kontak tapak ban pada aspal empat kali dari biasanya. Ini tentunya akan meningkatkan grip ban depan, meskipun pada kasus yang ekstrim beban besar ini bisa membuat ban hancur.
Tentu saja gaya 2G tidak tercapai sepanjang waktu dan angka ini tidak ada apa apanya dibandingkan pengereman maksmimum pada mobil Formula 1 yang bisa mencapai 4 sampai 5G. Gaya G-Force yang dihasilkan motor MotoGP selama melakukan tikungan dan akselerasi juga lebih kecil ketimbang Formula 1. Saat melibas tikungan, motor MotoGP gaya G-Forcenya bisa 1,5G dan 1,2G saat berakselerasi, kalah jauh dibanding mobil Formula 1 yang bisa mencapai 6G dan 3G.
Hal ini karena mobil F1 punya empat ban yang besar, ditambah ground clearance mobilnya yang lebih rendah dan panjang, ditambah pembalapnya diikat seperti pilot pesawat jet tempur.
Saat pembalap MotoGP mengerem, mereka akan menerima berat badannya- yang sekitar 80kg termasuk baju balapnya itu – melalui lengannya. Meskipun mereka menghilangkan sebagian kecil beban itu melalui paha dan kakinya, yang mana sepenuhnya menempel pada tangki bahan bakar, jok dan footpeg.
Pada saat pengereman gaya g-force maksimumnya bisa mencapai 2G, berat pembalap akan menjadi 2 kali lipat menjadi 160 kg. Pembalap MotoGP akan mengalami momen itu mungkin 2 kali setiap lapnya, atau 50 kali selama 45 menit balapan. Bila dibandingkan atlit angkat berat dunia yang bisa mengangkat beban 200kg, kekuatan fisik pembalap MotoGP bisa dibilang sangatlah luar biasa.

Cakram karbon pertama kali digunakan oleh Team Roberts Yamaha di tahun 1988 di GP Inggris. Komponen ini sangat baik sehingga bisa membuat Wayne Rainey memenangkan balapan pertamanya, karena tidak hanya cakram karbon ini membuat motor lebih cepat menurunkan kecepatan, komponen ini juga bisa menurunkan beban dari ban depan motor, yang membuat motor menikung lebih cepat.
Di awal tahun 1990an, motor 500cc bisa mendapat gaya g-force 1,5G saat mengerem. Dan angka ini tidak terlalu naik signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Lalu apa yang membuat terjadinya peningkatan besar g-force pengereman motor MotoGP dalam beberapa tahun terakhir ini?
Insinyur aerodinamika MotoGP mendesain aerodinamika motor untuk meningkatkan downforce selama akselerasi, namun aero ini juga membantu pembalap ketika dalam pengereman. Sayap depan motor dan aero scoop swingarm membuat motor lebih stabil, hambatan udara yang diciptakan komponen ini membantu motor menurunkan kecepatan meskipun komponen ini meningkatkan beban pada area depan motor. Akan tetapi hal ini tidak menurunkan beban yang diterima area belakang motor, sehingga akan meningkatkan performa dalam pengereman.
Inilah mengapa g-force pengereman motor sangat meningkat dalam 5 tahun terakhir sejak aerodinamika motor MotoGP menjadi hal yang serius dikembangkan semua pabrikan.
Di saat yang sama insinyur pabrikan motor mendesain ulang keseimbangan motor MotoGP, dengan mengambil keuntungan dari peningkatan stabilitas motor demi membuat pembalapnya bisa menggunakan rem belakang lebih maksimal, sehingga ban belakang Michelin bisa membantu ban depan Michelin untuk menurunkan kecepatan motor, yang mana berdampak juga pada peningkatan g-force pengereman.
Lalu apakah g-force yang diterima pembalap ini menjadi masalah besar?
Tidak juga, karena kenaikan g-force yang diterima tidak signifikan sehingga pembalap bisa beradptasi seiring berjalannya waktu dan menyesuaikan diri dengan menghabiskan banyak waktu dengan berlatih fisik di gym.
22 pembalap yang ada di kelas MotoGP menggunakan rem Brembo, yang mana membuat pabrikan rem italia ini unik, karena ini menjadi satu satunya solusi teknis yang digunakan semua pembalap. Brembo tahu bahwa g-force yang diterima pembalap akan terus meningkat, jadi selama tes pramusim di Qatar pabrikan Italia ini mengujicoba cakram rem dan kampas rem bersirip, yang mana ini bisa meningkatkan area permukaannya untuk lebih menurunkan temperatur. Maklum, cakram bersirip ini hanya bisa bekerja pada suhu tidak lebih dari 800 derajat Celsius. Tahun lalu Brembo juga sudah memperkenalkan kaliper rem bersirip untuk alasan yang sama pula.
Brembo berencana untuk mengujicoba cakram rem ini lagi selama sesi uji coba resmi di bulan Juni setelah GP Catalunya di Barcelona dan memperkenalkan komponen ini di bulan Agustus di GP Austria, dimana sirkuit Red Bull Ring merupakan sirkuit yang paling menyiksa pengereman motor.
Tahun lalu Maverick Vinales mengalami kegagalan fungsi rem disana. Cakram dan kampas remnya mengalami overheat, menyebabkan komponen ini mengalami oksidasi dan hancur.
Hal ini terjadi karena Vinales menggunakan kaliper rem yang salah, yang mana tidak mampu menahan tekanan pengereman yang sangat besar di tikungan 1 hingga 4 sirkuit Red Bull Ring. Saat itu Vinales memilih kaliper rem standar tahun 2019, yang mana kaliper itu diperuntukan untuk sirkuit yang memiliki tekanan pengereman lebih rendah. Sementara itu semua pembalap menggunakan kaliper rem bersirip versi 2020 atau kaliper versi 2019 untuk sirkuit khusus yang sulit dalam hal pengereman.