
Tidak diragukan lagi, tahun lalu merupakan musim terhebat sepanjang keikutsertaan tim MotoGP asal Perancis, Tech3.
Setelah 20 tahun berada di kelas premier tanpa kemenangan, tahun lalu tim Tech3 tidak hanya meraih 1 kemenangan namun 2 kemenangan. Kemenangan pertama diraih di hadapan markas pabrikan KTM di Austria dan kemudian di tanah kelahiran pembalap Portugalnya Miguel Oliveira. Kemenangan ini seolah benar benar membenarkan keputusan bos tim Herve Poncharal untuk pergi dari pabrikan Yamaha setelah 20 tahun lamanya bersama.
Dia kemudian malah bergabung dengan proyek MotoGP KTM yang masih baru, namun di KTM Herve Poncharal dijanjikan mendapatkan spek motor pabrikan. Tim Tech3 KTM kemudian berperan sebagai tim batu loncatan untuk pembalap muda dalam perjalanannya ke tim pabrikan KTM, sekaligus menjadi peran kunci dalam bagian rencana R&D KTM.
Namun saat musim 2020 berakhir terjadi perubahan pada tim, Oliveira pindah ke tim Pabrikan KTM menggantikan Pol Espargaro dan Danilo Petrucci direkrut sebagai pembalap berpengalaman untuk mengambil peran sebagai pembalap penguji. Ini seperti peran sebelumnya yang pernah dia nikmati di Ducati kala masih di Pramac Ducati.
Petrucci bergabung bersama pembalap muda Iker Lecuona yang tahun ini memulai musim keduanya bersama Tech3, namun setelah sempat terkena Covid 19 di tahun 2020, ia bisa dibilang masih baru di MotoGP dengan hanya 12 kali balapan di MotoGP dan hanya 7 balapan saja yang bisa dia selesaikan di tahun lalu.
Kemudian saat musim 2021 dimulai dengan sesi tes pramusim di Qatar, bisa dibilang sejauh ini penampilan Tech3 sangat buruk. Dari 3 balapan yang sudah dijalani, total tim Tech3 hanya meraih 4 poin, setelah Petrucci dan Lecuona menyelesaikan balapan di posisi ke 13 dan 15 di Portimao, dimana Tech3 sangat dominan bersama Oliveira tahun lalu.
Jadi apa sumber masalah yang dialami tim Tec3 KTM ?
Ada kabar baik dan kabar buruk untuk Tech3 terkait peluangnya untuk kembali ke pencapaian tertinggi seperti tahun lalu di musim ini.
Yang pertama, berita baiknya beberapa masalah yang dialami Tech3 sangat mudah dikaitkan pada satu hal yaitu alokasi ban Michelin 2021. Sejauh ini alokasi ban depan Michelin 2021 secara konsisten lebih lunak daripada apa yang motor KTM butuhkan untuk melibas tikungan, ini berarti tidak hanya Petrucci dan Lecuona saja yang mendapat masalah akan tetapi juga pembalap pabrikan KTM Miguel Oliveira dan Brad Binder yang juga kesulitan.
Sejauh ini Binder yang mengawali awal musim cukup bagus dengan bisa menemukan setingan motor yang tepat pada hari minggu balapan, ini terlihat dari hasil impresif Binder yang bisa mulai merangsek ke barisan tengah pada akhir balapan. Namun setelah 3 seri balapan digelar, dia masih terpaut 40 poin dari pemimpin klasmen MotoGP Fabio Quartararo.
Sementara itu Oliveira lebih kesulitan lagi. Dia terjatuh saat berada di posisi ke 15 GP Portugal kemarin, dimana 5 bulan sebelumnya dia sangat mendominasi dengan motor Tech3 KTMnya. Selain itu Oliveira juga mengalami masalah yang mengganggu seperti masalah kegagalan elektronik di GP Qatar, yang mana seharusnya pada balapan itu dia bisa meraih posisi finish yang lebih baik.
KTM mungkin tidak bisa mendapatkan ban yang tepat seperti tahun lalu, namun mereka pasti akan mendapatkan solusi atas masalah itu. Karena satu hal yang pasti yaitu selalu mengeluh tentang kompon ban yang didapat saat ini tidak akan bisa mengembalikan kompon ban yang mirip seperti tahun lalu.
Dengan latar belakang seperti ini, dimana bahkan pembalap pabrikan belum bisa mendapatkan setingan dasar motor yang bisa bekerja baik dengan kombinasi motor dan ban Michelin, Petrucci masih berjuang untuk memahami sasis tralis baja KTM yang sangat berbeda dari motor Ducati yang dia nikmati hampir sepanjang kesuksesan karirnya di MotoGP saat ini.
Menjadi pembalap tertinggi dan memiliki bobot terberat yang pernah menunggangi motor KTM RC16 juga menjadi faktor lain yang menambah kebingungan adaptasi yang sedang Petrucci hadapi, meskipun KTM sudah memodifikasi sasis untuk membantunya cepat dalam beradaptasi.
Herve Poncharal yang melihat hasil buruk ini tentunya tak malu untuk mengkritik Petrucci yang membutuhkan lebih dari 3 balapan untuk bisa beradaptasi sepenuhnya dengan motor. Meski begitu Poncharal cukup percaya diri melihat performa bagus Binder di GP Portugal lalu menunjukan bahwa motor KTM cukup mampu bersaing.
Sementara Petrucci masih diberi keleluasaan waktu untuk beradaptasi dengan motor, rekan setimnya Iker Lecuona tidak mendapat kata simpati dari Poncharal. Menurutnya penampilan Lecuona sekarang sangat berbeda dengan tahun lalu yang tampil penuh energi dan selalu ngotot.
Komentar Poncharal pada Lecuona ini seakan menjadi ancaman bagi pembalap muda yang belum berpengalaman ini, karena kursinya di MotoGP tampaknya semakin terancam. Kontrak Lecuona diketahui akan berakhir tahun ini, dan saat ini masih ada pembicaran KTM dengan pembalap Moto2 Remy Gardner, yang dalam klausul kontraknya di KTM mengatakan bila performanya bagus di tahun ini, maka dia bisa naik ke MotoGP tahun 2022. Sekarang ini Gardner sedang memimpin klasmen Moto2.
Ditambah lagi rookie Moto2 Raul Fernandez yang sudah 2 kali meraih podium dan 1 kali menang di 3 balapan pertamanya di Moto2. Baik Ferndandez dan Gardner tentu akan menekan Lecuona untuk meraih hasil baik di balapan berikutnya bila dia ingin mempertahankan kursinya di KTM.