Ajang balap Isle of Man TT, MotoGP Phill Island dan balap motor apapun yang di gelar di Assen, tidak diragukan lagi merupakan ajang balap besar yang di klaim sebagai ajang balap motor terbesar di dunia
Namun, jangan lupakan Suzuka 8 Hours, ajang balap yang menarik minat banyak pembalap hebat dari seluruh dunia untuk bertarung bersama melawan tantangan sulit dari sirkuit terbaik di Jepang sekaligus di dunia
Bisa dibilang Ajang balap Suzuka 8 Hours merupakan ajang balap sangat penting dan populer di Jepang, karena 4 pabrikan terbesar Jepang yaitu; Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki punya kepentingan langsung di ajang balap ini yaitu ‘Winning on Sunday, Selling on Monday’, bila motor Superbike mereka bisa menang di Suzuka 8 Hours tentunya motor juara yang dipakai di Suzuka 8 Hours bisa dijual dengan harga yang tinggi atau angka penjualan motor Superbike mereka akan naik
Sementara ajang Grand Prix MotoGP adalah ajang yang lebih mengutamakan pertarungan dalam bidang teknologi motor, Suzuka 8 Hours adalah pertarungan sengit antara ke 4 pabrikan motor terbesar Jepang dalam sebuah balapan yang memperlihatkan nilai nilai yang dijunjung tinggi dalam budaya Jepang, yaitu efisiensi, keandalan dan kerjasama tim
Tentunya sebagai bagian dari rangkaian seri balap Endurance World Championship , Suzuka 8 Hours diisi oleh banyak motor motor SuperBike selain dari pabrikan Jepang seperti BMW, Aprilia dan Ducati. Namun semenjak ajang Suzuka 8 Hours digelar di tahun 1978 belum pernah sekalipun motor dari luar Jepang yang berhasil juara
Statistik ini tentu menunjukan mengapa ambisi mengalahkan para pabrikan rival di Suzuka 8 Hours sangat berharga bahkan melebihi ajang balap bergengsi lain di dunia
Tak seperti ajang lain, MotoGP misalnya yang seluruh perhatian tertuju pada pembalap bintang macam Valentino Rossi atau Marc Marquez, di Suzuka 8 Hours seluruh perhatian tertuju pada pejabat tinggi pabrikan motor tersebut.
Para pembalap yang ikut serta pun mengakui mereka agak sedikit takut ketika para CEO dan pejabat tinggi pabrikan lainnya ikut hadir di garasi motor mereka. Tentunya ini akan menambah tekanan berlebih bagi pembalap untuk tampil baik
Di lain sisi, bila pembalap bisa memberikan kemenangan di Suzuka 8 Hours tentu pembalap ini bisa mendapat jaminan pekerjaan dari pabrikan yang menaunginya, karena bagi para petinggi pabrikan para pembalap ini telah memberikan kehormatan yang tinggi dengan membawa kemenangan
Bisa dibilang ini adalah ajang balap terbesar dan unik di Jepang, karena baik pembalap MotoGP dan Superbike akan saling mengadu ketrampilan balapnya. Bagi pabrikan pabrikan asal Jepang, ajang balap marathon yang akan menempuh jarak 1.300km atau sekitar 220 lap ini sama pentingnya seperti memenangkan Grand Prix MotoGP. Tentu bagi para pembalap ajang Suzuka 8 Hours ini akan menghadirkan salah satu tantangan fisik dan mental terbesar yang mereka hadapi sepanjang musim
Bagaimana tidak, Pada raceday, Minggu, balapan akan digelar mulai pukul 11.30 selama delapan jam hingga pukul 19.30 waktu setempat.
Di Jepang, setiap gelaran Suzuka 8 Hours, matahari umumnya terbenam pada pukul 18.30. Sehingga para pebalap akan melakoni balapan tanpa cahaya matahari selama satu jam. Itu akan menjadi tantangan tersendiri bagi para pebalap, ketika harus memacu motor hingga 300 km per jam di sirkuit yang terkenal dengan banyak tikungan menakutkan pada masa transisi waktu dari terang ke gelap.
Ajang Suzuka 8 Hours memiliki aturan tersendiri dalam kegiatan pit stop. Ketika masuk ke jalur pit lane, para pebalap terkena batasan kecepatan yakni maksimal 60 km per jam. Itu membuat para pebalap harus memiliki strategi kecepatan ketika akan masuk pit stop agar tak kehilangan banyak waktu.
Dalam Suzuka 8 Hours, setiap tim rata-rata mengambil kesempatan pit stop maksimal sebanyak delapan kali. Di pit stop, tim akan mengisi bahan bakar, mengganti ban, dan bahkan mengganti pebalap kedua atau ketiga.
Pilihan menggunakan delapan pit stop itu membuat rata-rata para pebalap akan melahap 23-25 putaran sebelum kembali ke pit stop. Tapi, ada pula tim yang memilih tujuh pit stop. Itu artinya para pebalap akan menghabiskan 27-28 putaran sebelum kembali ke pit stop.
Sebagai perbandingan, dari 19 seri MotoGP yang berlangsung di 14 negara berbeda tahun ini, rata-rata berlangsung sekitar 25 putaran. Jadi, untuk sekali pit stop sama dengan rata-rata satu seri balap MotoGP tahun ini.
Pebalap veteran MotoGP, Valentino Rossi, pernah menolak permintaan Yamaha yang menginginkan The Doctor untuk tampil di ajang Suzuka 8 Hours 2017. Rossi mengaku tidak berani tampil di Suzuka 8 Hours karena ajang ini digelar Saat paruh musim, dimana di waktu itu pembalap harus merileksasi diri untuk menghadapi paruh kedua musim MotoGP. Jika menghabiskan waktu di Suzuka, artinya pembalap akan beresiko mengalami kelelahan secara fisik dan mental, yang tentunya akan berdampak serius pada penampilannya di MotoGP
Adapun Rossi kali terakhir menjuarai Suzuka 8 Hours adalah ketika masih memperkuat Honda pada 2001. Ketika itu Rossi berpasangan dengan Colin Edwards. Tahun itu pun menjadi tahun terakhir keterlibatan Rossi dalam ajang Suzuka 8 Hours. Sepanjang kariernya, Rossi hanya 1 kali ikut balap itu yakni 2001.
Rossi mengaku masih tertarik tampil di Suzuka 8 Hours, tapi baru mau melakukannya lagi setelah pensiun dari MotoGP,