Bila kita punya kesempatan untuk duduk semeja dengan para insinyur Suzuki di departemen balap mereka dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan pada motor GSX-RR 2021, pasti kita akan mendengar mereka akan mempertahankan apa yang sudah ada pada motor 2020 mereka
Seperti yang kita tahu, dalam membuat motor MotoGP hal yang paling penting adalah menemukan keseimbangan, dan itu adalah tugas dari para insinyur yang paling sulit. Motor MotoGP sekarang ini dikenal mempunyai horsepower, torsi dan kekuatan pengereman sangat besar, ditambah kecanggihan elektronik, kemampuan menikung yang sangat hebat dan motor yang sangat aerodinamis. Semua elemen ini harus disalurkan ke trek balap melalui ban depan dan belakang Michelin yang sangat sulit
Oleh karena itu rahasia untuk bisa menang bukanlah hanya menonjolkan salah satu elemen saja, namun lebih kepada mengandalkan semua elemen tadi dengan seimbang, sehingga motor akan bekerja dalam harmonis tanpa mendapat efek negatif akibat tidak seimbangnya kekuatan salah satu elemen
Saat ini Motor GSX-RR bisa menggunakan semua elemen tadi lebih baik dari motor manapun di MotoGP, karena motor ini bisa mengeluarkan semua potensi dari ban Michelin yang dikenal sulit
Tantangan terbesar Suzuki untuk musim MotoGP 2021 ini adalah agar bisa mengeluarkan potensi Michelin dalam sesi kualifikasi. Musim lalu Joan Mir hanya bisa memulai balapan 4 kali di baris kedua dari 14 seri balap yang digelar. MotoGP saat ini sangatlah ketat, pembalap yang memulai balapan dari baris ketiga biasanya akan membuang banyak waktu dan ban dalam usahanya untuk menyodok ke barisan depan
Tidak diragukan lagi Mir pasti akan meraih lebih dari 1 kemenangan di 2020 bila dia bisa lebih banyak memulai balapan dari baris depan. Ini dibuktikan saat dia bisa start di barisan depan di GP Styria di sirkuit Red bull Ring, yang mana dia langsung bisa memimpin balapan dengan jarak 2 detik sebelum akhirnya red flag harus dikibarkan
Lalu bagaimana Joan Mir dan rekan setimnya Alex Rins bisa meraih baris start yang lebih baik di 2021 ini ?
Inilah masalah yang paling sulit diatasi, karena ini seperti membuat 1 motor menjadi 2 karakter yang berbeda. Suzuki seperti diketahui telah menghabiskan 6 tahun lamanya untuk mengembangkan GSX-RR sedikit demi sedikit, sehingga para pembalapnya bisa menggunakan ban Michelin selama lebih dari 25 lap lebih baik dari para rivalnya
Sesi kualifikasi sama sekali berbeda dengan hal itu. Alih alih membantu membuat motor agar bisa memaksimalkan performa ban dalam banyak putaran lap, motor justru diminta untuk menggunakan semua potensi ban yang ada hanya dalam 1 atau 2 putaran lap
Suzuki pasti sedang mengatasi masalah ini, dan tentunya ini bukan tugas yang mudah karena setiap motor pasti punya sisi positif dan negatifnya.
Entah bagaimana motor inline4 yang lain yaitu Yamaha YZR M1 adalah kebalikan dari GSX-RR. Yamaha M1 sangat baik dalam mengeluarkan potensi maksimal dari ban Michelin dalam 1 lap, tapi sangat rentan terjadi overheat pada ban selama balapan. Filosofi yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda juga
Hampir sebagian besar tim MotoGP menjalankan rencana yang hampir sama selama sesi kualifikasi, yaitu mengatur mapping torsi motor, kemudian mengatur suspensi depan dan belakang. Dan mungkin juga menaikan sedikit ketinggian motor untuk mengatasi tenaga ekstra yang dihasilkan oleh ban soft, dan penggunaan gas dan pengereman yang lebih agresif. Seperti yang lainnya, ini adalah bagian dari tindakan penyeimbangan motor
Kekuatan GSX-RR pada balapan adalah pada mesin inline4 nya dan mesin ini punya torsi alami yang halus, ditambah lagi kedua hal inilah yang membuat sesuatunya lebih mudah bagi para pembalapnya yaitu sasisnya dan ban Michelin
Satu hal penting yang membuat motor Suzuki sukses adalah karena ban belakang Michelin yang baru. Ban ini punya konstruksi yang lebih lembut sehingga ban ini lebih mudah untuk mendapat tapak yang lebih besar yang akhirnya menghasilkan grip yang lebih besar, khususnya di bagian bahu ban. Ban Michelin secara alami bekerja lebih baik dengan gaya balap lebih halus yang berasal dari mesin inline4.
Namun begitu, jika Mir dan Rins diharuskan untuk bertarung dengan motor yang lebih kencang, mereka tetap saja akan kesulitan. Inilah alasan mengapa Suzuki harus melakukan kualifikasi dengan baik, sehingga mereka bisa langsung menyodok kedepan di awal lomba dan bisa meninggalkan rivalnya di belakang. Inilah keunggulan yang dipunyai Yamaha saat ini dibandingkan Suzuki
Tentu saja, Suzuki tidak akan membiarkan motor GSX-RR sama sekali tidak ada perubahan di 2021 ini, tapi yang pasti para insinyur Suzuki tidak akan mencoba sesuatu yang baru secara radikal, karena ini bukanlah tipikal Suzuki
Daripada mencari seperempat detik dari peningkatan di satu area motor, Suzuki selalu mencari peningkatan di semua area motor, dengan melakukan langkah maju di setiap elemen elemen yang mempengaruhi performa motor. Ini dilakukan untuk menghindari komplikasi yang menciptakan keunggulan di satu area namun di saat yang sama menciptakan kerugian di area yang lain
Filosofi Suzuki sangat berkebalikan dengan Ducati, yang mana selalu memasangkan perangkat baru di motor Desmosedicinya. Dan masing masing perangkat baru itu pasti memberikan efek positif namun juga membawa efek negatif, yang mana harus selalu diseimbangkan
Kesuksesan Suzuki tahun lalu juga berkat modifikasi kecil pada sasisnya, dengan itu Suzuki selalu mencari keseimbangan terbaiknya dari kelenturan lateral, longitudinal dan torsional. Setelah beberapa tahun sebelumnya menggunakan sasis alumunium dengan bagian serat karbon, tahun lalu sasis full alumuniumnya memberikan grip dan performa menikung yang lebih baik, sekaligus memungkinkan pembalapnya untuk lebih presisi
Mungkin tahun ini adalah tahun terpenting bagi Ken Kawauchi dan Shinichi Sahara yang juga punya pekerjaan untuk mempersiapkan diri di tahun 2022, saat pabrikan asal Hamamatsu ini berencana untuk menurunkan lebih dari 2 motor di MotoGP, untuk pertama kalinya sejak era motor RG500 di awal tahun 1980an
Sejak era Kevin Schwantz dan motor RGV500 mengaspal di tahun 80an dan 90an, selalu ada rumor berkembang bahwa Suzuki akan menurunkan 4 motor di grid, karena semakin banyak motor yang mengaspal di track semakin banyak pula data yang didapat oleh para insinyur, yang kemudian data ini bisa dimanfaatkan untuk pemecahan masalah dan pengembangan motor
November tahun lalu di seri balap penutup GP Portimao merupakan contoh sempurna dari apa yang bisa terjadi ketika pabrikan hanya mempunyai 2 pembalap di MotoGP untuk mengevaluasi kenerja ban, setingan motor dan banyak hal lainnya dalam hanya waktu beberapa jam saja sesi Free Practice
MotoGP belum pernah sekalipun menggelar balapan di Portimao, sehingga semua 6 pabrikan harus bekerja extra keras untuk mengumpulkan data demi mempersiapkan balapan. Tidak seperti Honda, Ducati, KTM dan Yamaha, Suzuki hanya punya 2 pembalap untuk mengerjakan semua tugas pengumpulan data itu. Mir dan Rins akhirnya hanya bisa start di posisi ke 20 dan ke 10, yang mana membuat mereka kembali kesulitan di saat balapan
Suzuki sudah menetapkan akan menurunkan 4 motor tahun depan, dan yang Suzuki butuhkan saat ini adalah dana yang besar untuk megerjakan proyek ini.